March Animal Blog

Feline Panleukopenia Virus



Kucing merupakan hewan yang sering ditemukan di sekitar lingkungan kita. Bahkan kucing tersebut menjadi bagian dari keluarga kita. Tentunya kita akan mencemaskan kesehatannya. Tindakan apapun pasti akan kita lakukan agar kucing kita tetap dalam kondisi yang sehat.

Pernahkah anda menemukan kucing anda lemas, tidak mau makan,muntah, diare, bahkan terjadi diare berdarah? Kucing tersebut belum pernah divaksin dan masih muda. Ketika anda menemukan kondisi seperti ini, secepatnya dibawa ke dokter hewan terdekat untuk dilakukan pengobatan dan pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan yang dilakukan dokter biasanya berupa pemeriksaan fisik secara umum, pemeriksaan darah, dan test kit. Biasanya kondisi seperti itu, erat kaitannya dengan virus, salah satunya panleukopenia virus, terlebih pada kucing yang berumur dibawah satu tahun.

Panleukopenia merupakan penyakit yang disebabkan oleh Feline Panleukopenia Virus (FPV) yang biasa menyerang kucin. Virus ini menyerang jaringan pembentukan darah dan limfe, juga mukosa organ pencernaan sehingga menyebabkan  penurunan jumlah leukosit dan mengalami enteritis (radang usus). Selain itu, virus ini juga dapat menyerang saluran reproduksi dan sistem saraf. Infeksi pada sistem imun akan menyebabkan terjadinya atropi timus sehingga produksi sel darah putih menurun. Infeksi pada organ pencernaan akan mengakibatkan kerusakan sel kripta pada jejunum dan ileum, enteritis akut dengan disertai muntah dan diare. Sedangkan infeksi pada sistem reproduktif mengakibatkan kematian fetus. Infeksi FPV umumnya menyerang anak kucing umur 2-6 bulan serta kucing yang tidak divaksin sedangkan pada kucing dewasa umumnya infeksi terjadi secara subklinis. Penyakit ini merupakan penyakit yang penularannya cepat antara kucing yang sakit dengan yang lain

Gejala klinis yang ditunjukkan pada kucing yang terserang FPV antara lain: Demam, depresi, anoreksia setelah masa inkubasi 2-7 hari. Muntah biasanya terjadi 1-2 hari setelah demam melanda. Terapi  pertama diberikan pada kejadian akut adalah pemberian cairan infus dan tindakan suportif.  Dokter hewan juga memberikan antibiotik, antimuntah, dan vitamin. Vaksinasi dapat dilakukan sebagai pencegahan terhadap FPV.  Selain itu,  kita harus menghindari kontak dengan kucing yang sakit, hasil eksresi mereka seperti feses, urin, saliva, dan muntahannya.

Referensi

Morgan RV. 2008. Handbook of Small Animal Practice 5th Edition. Elsevier Saunders: Missouri.

Tilley LD, Smith FWK Jr. 1997.  The 5 Minutes Veterinary Consult Canine and Feline. Baltimore: Maryland USA.

Leave a Comment:
Luisa Smith says:

Cras sit amet nibh libero, in gravida nulla. Nulla vel metus scelerisque ante sollicitudin. Cras purus odio, vestibulum in vulputate at, tempus viverra turpis. Fusce condimentum nunc ac nisi vulputate fringilla. Donec lacinia congue felis in faucibus.

John Doe says:

Cras sit amet nibh libero, in gravida nulla. Nulla vel metus scelerisque ante sollicitudin. Cras purus odio, vestibulum in vulputate at, tempus viverra turpis. Fusce condimentum nunc ac nisi vulputate fringilla. Donec lacinia congue felis in faucibus.

Mia Kelly says:

Cras sit amet nibh libero, in gravida nulla. Nulla vel metus scelerisque ante sollicitudin. Cras purus odio, vestibulum in vulputate at, tempus viverra turpis. Fusce condimentum nunc ac nisi vulputate fringilla. Donec lacinia congue felis in faucibus.